OSI LAYER || NETWORK LAYER
OSI LAYER || NETWORK LAYER
PENGERTIAN
Network layer merupakan layer ketiga dari bawah pada model referensi OSI LAYER yang merupakan layer yang bekerja dalam pengalamatan logis dalam sebuah jaringan dalam transamisi data.FUNGSI
Fungsi utama network layer adalah untuk addressing (pengalamatan) dan routing (mentukan jalur). Selain itu ada fungsi lain yang terjadi pada layer network ini antara lain :
•Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap paket-paket
melalui jaringan.
•Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam
sebuah jaringan.
•Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset
ulang koneksi.
PROTOKOL NETWORK LAYER
1. EGP
2. EIGRP
3. RIP
4. ICMP
5. IGMP
6. OSPF
Fungsi Routing
merupakan sebuah fungsi untuk menentukan jalur tercepat dalam sebuah pengiriman data.
Routing dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Routing Statis
Routing statis adalah bentuk routing yang terjadi ketika router menggunakan entri routing yang dikonfigurasi secara manual, bukan informasi dari lalu lintas routing dinamis.
Routing statis dapat memiliki beberapa kelemahan :
- Kesalahan manusia: Dalam banyak kasus, rute statis dikonfigurasikan secara manual. Ini meningkatkan potensi kesalahan input. Administrator dapat membuat kesalahan dan salah ketik dalam informasi jaringan, atau mengonfigurasi jalur perutean yang salah secara tidak sengaja.
- Toleransi kesalahan: Routing statis bukan toleran terhadap kesalahan. Ini berarti bahwa ketika ada perubahan dalam jaringan atau terjadi kegagalan antara dua perangkat yang ditentukan secara statis, lalu lintas tidak akan diarahkan kembali. Akibatnya, jaringan tidak dapat digunakan hingga kegagalan diperbaiki atau rute statis dikonfigurasi ulang secara manual oleh administrator.
- Jarak administratif: Rute statis biasanya lebih diutamakan daripada rute yang dikonfigurasi dengan protokol routing dinamis. Ini berarti bahwa rute statis dapat mencegah protokol routing dari bekerja sebagaimana dimaksud. Solusinya adalah secara manual mengubah jarak administrasi.
- Administrasi overhead: Rute statis harus dikonfigurasi pada setiap router di jaringan. Konfigurasi ini dapat memakan waktu lama jika ada banyak router. Ini juga berarti bahwa konfigurasi ulang bisa lambat dan tidak efisien. Perutean dinamis di sisi lain secara otomatis menyebarkan perubahan perutean, mengurangi kebutuhan untuk konfigurasi ulang manual.
2. Routing Dinamis
adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Routing statis dapat memiliki beberapa kelemahan :
- Kesalahan manusia: Dalam banyak kasus, rute statis dikonfigurasikan secara manual. Ini meningkatkan potensi kesalahan input. Administrator dapat membuat kesalahan dan salah ketik dalam informasi jaringan, atau mengonfigurasi jalur perutean yang salah secara tidak sengaja.
- Toleransi kesalahan: Routing statis bukan toleran terhadap kesalahan. Ini berarti bahwa ketika ada perubahan dalam jaringan atau terjadi kegagalan antara dua perangkat yang ditentukan secara statis, lalu lintas tidak akan diarahkan kembali. Akibatnya, jaringan tidak dapat digunakan hingga kegagalan diperbaiki atau rute statis dikonfigurasi ulang secara manual oleh administrator.
- Jarak administratif: Rute statis biasanya lebih diutamakan daripada rute yang dikonfigurasi dengan protokol routing dinamis. Ini berarti bahwa rute statis dapat mencegah protokol routing dari bekerja sebagaimana dimaksud. Solusinya adalah secara manual mengubah jarak administrasi.
- Administrasi overhead: Rute statis harus dikonfigurasi pada setiap router di jaringan. Konfigurasi ini dapat memakan waktu lama jika ada banyak router. Ini juga berarti bahwa konfigurasi ulang bisa lambat dan tidak efisien. Perutean dinamis di sisi lain secara otomatis menyebarkan perubahan perutean, mengurangi kebutuhan untuk konfigurasi ulang manual.
2. Routing Dinamis
adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
jenis-jenis routing dinamis :
1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default.
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems Inc. Tujuan utama penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Protokol routing ini menggunakan algoritma distance vector.
3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan
Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
4. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan “distance vector exterior gateway protocol” yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dari trafik internet antar autonomous system.
Sumber Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Network_layer
https://dosenit.com/jaringan-komputer/teknologi-jaringan/routing-dinamis
https://en.wikipedia.org/wiki/Static_routing
https://santekno.blogspot.com/2013/01/pengertian-perbedaan-routing-static-dan.html
RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default.
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems Inc. Tujuan utama penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Protokol routing ini menggunakan algoritma distance vector.
3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan
Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
4. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan “distance vector exterior gateway protocol” yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dari trafik internet antar autonomous system.
Sumber Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Network_layer
https://dosenit.com/jaringan-komputer/teknologi-jaringan/routing-dinamis
https://en.wikipedia.org/wiki/Static_routing
https://santekno.blogspot.com/2013/01/pengertian-perbedaan-routing-static-dan.html
0 Response to "OSI LAYER || NETWORK LAYER"
Post a Comment